Astrajingga Asmasubrata
KAMAR PETAK
PINGGIRAN KOTA
Di kamar
petak pinggiran kota
Kauserahkan
kantuk yang berat
Pada kasur
lantai lusuh itu
Tak ada mini
compo tak ada tv
Lenguh
gairah dari kamar sebelah
Sudah cukup
menghibur hidup
Bagi nasib
yang kalah;
Redup lampu
bohlam
Menyempurnakan
angin malam
Menjadi
angan yang sabar
Sesekali
tirai bergoyang
Sorot lampu
kendaraan
Berpendaran
di tembok kusam
Seakan
mengantarkan sebuah kabar:
Nasib adalah
gelap-terang waktu
Gelap-terang
yang terus dihunjamkan
Ke matamu
(sorowajan,
2022)