Puisi Smart 5.0
Saat
fajar Smart Society (masyarakat cerdas) merekah, kemanusiaan bangun. Ketika berjalan ke pedesaan yang menghijau
di sela-sela nyiur yang melambai, pemandangan yang khas di negeri tropika, yang
anginnya semilir khatulistiwa, jika penduduk ditanya, apa itu Smart Society (masyarakat cerdas)
mungkin sedikit yang dapat
menggambarkannya dengan tepat.
Dari sudut pandang rentang panjang sejarah, Smart Society (masyarakat cerdas) 5.0 dapat
diurutkan secara singkat sebagai berikut:
o
Society 1.0 sebagai kelompok
masyarakat yang berburu dan
berkumpul dalam ko-eksistensi yang
harmonis dengan alam.
o
Society 2.0 sebagai pembentuk kelompok berdasarkan kemampuan budidaya pertanian,
meningkatkan organisasi dan pembangunan bangsa.
o
Society 3.0 adalah
masyarakat yang mempromosikan industrialisasi melalui Revolusi Industri sehingga memungkinkan produksi
massal.
o
Society 4.0 sebagai
masyarakat informasi yang menyadari peningkatan nilai tambah dengan
menghubungkan aset tidak berwujud sebagai jaringan informasi.
o
Society 5.0 adalah masyarakat cerdas yang dibangun di atas Society
4.0, yang bertujuan untuk masyarakat yang berpusat pada kemakmuran umat manusia.
Lalu,
untuk apa Smart Society 5.0 dan apa ultimate goal-nya? Tujuan akhirnya adalah peningkatan kualitas hidup
masyarakat dengan memobilisasi potensi produktif dan teknologi Industri 4.0
berupa masyarakat super
cerdas yang ditandai, sebagai berikut:
Masyarakat di mana berbagai
kebutuhannya dipenuhi dengan menyediakan
layanan berikut
produknya, yang diperlukan dalam jumlah masif kepada masyarakat sesuai kebutuhan dan di mana semua orang
dapat menerima layanan berkualitas tinggi dan nyaman dalam kehidupan sehari-harinya tanpa perbedaan termasuk warna kulit, usia, jenis kelamin, wilayah, atau bahasa. Tentu teknologi tinggi berperan besar
dibalik layanan berkualitas tinggi ini.
Tujuan akhir Smart Society 5.0 adalah batas akhir yang tidak dapat dihindari baik dalam kehidupan pribadi
maupun kehidupan profesional, untuk merevolusi
masyarakat dalam meningkatkan cara
hidup dan kehidupan yang
berkualitas terbaik (prima) bagi seluruh umat manusia tanpa seorang pun tertinggal (no-one left behind).
Smart
society cenderung menjadikan masyarakat yang individualistis, memikirkan
sendiri, kering, dan dingin seperti dikelilingi alumunium, berkilat, walau bisa
dibuat wangi, tapi kaku luar biasa. Resah akan masa depan. Melalui kumpulan puisi
Smart 5.0 ini diharapkan rasa kering, individualistik, dingin dan kaku yg luar
biasa ini, dapat dilunakkan menjadi super modern,
tapi indah, ramah, tanpa kehilangan budaya timur, budaya nusantara.
Puisi
tidak mengenal zaman, apapun masanya, ada cara dan
cirinya. Puisi adalah susunan kata puitis, bermakna, kadang dibarengi unsur
musikal. Hanya dalam beberapa kata, sebuah puisi bisa mengatakan banyak hal.
Kata-kata pendek yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pribadi yang mendalam,
menyampaikan suasana hati: senang atau sedih, sederhana atau kompleks.
Kata-kata pada puisi ini kadang menginspirasi, membuat kagum, dan menjadi
sesuatu yang benar-benar indah dan benar-benar menakjubkan. Puisi di era Smart Society 5.0 turut
memberi nuansa puisi Indonesia, Puisi Smart 5.0, cirinya dapat dilihat
melalui kumpulan kata-kata baru yang mewarnai genre baru ini, yang di generasi
masa perjuangan kemerdekaan untaian kata-kata baru ini tidak ada: alexa,
cortana, drone, ebook, game online, gawai, gojek, google, hashtag,
kuota, layar-monitor, medsos, metaverse, mobil-tanpa-awak, netizen, robot,
siber, siri, unboxing, WiFi, zoom, dll. Kata-kata baru ini manifestasi rasa
baru di era baru, era Smart Society 5.0 muncul di dalam puisi, prosa,
dan sajak dalam buku ini. Ekspresi perasaan individu di era ini: kecerdasan dan
kreativitas.
Individu-individu
dibentuk di rumah dan kantor. Kantor adalah tempat produksi sedang rumah adalah
tempat istirahat, rileks, dan bergembira. Rumah di era Smart Society 5.0 berbentuk
rumah biasa, kantor pun
demikian, tetapi teknologi cerdas hidup di baliknya. Rumah
cerdas dibangun dan kesepian dienyahkan oleh teknologi sejenis Alexa, Siri,
Cortana, dan dilink ke Google. Dengannya, tidak ada pertanyaan yang tidak dapat
dijawab dan ikut membentuk individu-individu era Smart Society 5.0.
Rumah Pintar
Rumah bukan lagi terang oleh pelita, tapi
pijaran bak petir
Pintunya dibuka oleh suara, tepukan, atau
siulan bibir
Mekanis tak beda di musim kering atau di
musim bunga
hidup, menyala, tapi tak bernyawa.
Rumah masih seperti dulu, tempat
menghimpun bahagia
tempat rileks, kegembiraan, dan
kesenangan.
Kantor adalah tempat berproduksi, cari
hidup.
Tapi di era digital ini, Rumah di pilah
ada zone produksi dan ada zona menabur
bahagia
Di era new normal ini, kebahagiaan
menyatu: tinggal di rumah, cuci tangan, pakai masker dan tetap produktif.
(Jatiwaringin, TM, 23/09/2021)
Tantangan
di Era Smart Society 5.0 sama dengan Era sebelumnya dan perlu diatasi
bersama, wabah, perang, dan kelaparan. Namun hal-hal ini bisa diatasi, dan
teknologi menjadi garda terdepan penyelesaiannya. Walau budaya tradisional lama
kadang masih sampai di era ini, lihat saja, orang masih mudah percaya pada
peri, hantu, jin, dan kuntilanak, tapi mereka tidak bisa percaya ada sepercik
air, terbang di udara, membawa satu armada predator yang mematikan. Varian
Delta dan Omicron dari Covid-19. Sampai Tuhan berkehendak menunjukkan lewat
korban-korbannya di sekitar kita. Lalu new normal pun mewarnai Era Smart
Society yang hampir matang ini.
Sebagai
epilog pada buku puisi ini, izinkan saya tutup dengan
puisi berikut:
Smart Society 5.0
SS-I
Mengembara dibatasi jarak makanan
Sampai Garam datang
Gunung pun mampu menjenguk bibir pantai
Masa dimana kerja dibayar Garam
Setiap Gudang banyak Garam, emas putihnya
Sampai rudder perahu ditemukan
Pergilah ke seberang pulau, ombak
dilawan, dan kembali ke bibir pantai di sebelah rumah
SS-II
Pabrik mekanik melawan kekuatan kegelapan
Padi-padi kuning emas digiling jadi beras
merah-putih
Roda kemajuan dunia diputar peradaban
SS-III
Roda2 kereta jalan sejajar, uap di atasnya
stasiun kota berjarak pendek
stasiun desa berjarak jauh
kerja tidak dibatasi siang-malam ataupun
terang-gelap
SS-IV
Komunikasi didominasi WA
Kirim berita dari satu benua ke benua
lain hanya dalam hitungan detik
Manusia hanya dibatasi oleh pikirannya
sendiri
Era dimana hadir dan tidak hadir
ditentukan di monitor bukan ruang meeting.
SS-V
Di era dimana ide tidak masuk akal
dihargai
Benar salah kata bisa dimanipulasi
Rumus disulap jadi algoritma pintar yang
dieksekusi menjadi string puisi
lalu malam fisiknya sendiri di ruang
sepi,
namun
di Metaverse penuh keriuhan, tanpa batas imajinasi
(Pejaten, TM, 26/11/2021)
Mungkin
sudah kita harus menyambut Smart Society 5.0 di hijaunya pedesaan kita yang
nyiurnya melambai, tetapi di bawahnya super
otomatisasi terjadi, dari drone kecil berkekuatan raksasa hingga mobil yang
berjalan tanpa awak dengan energi rendah karbon, meliak-liuk menambah keindahan
desa-desa nusantara.
Mari
jaga Indonesia, apa pun musimnya, apa pun eranya.
Indonesia
tanah airku, aku jadi pandumu.
Jatiwaringin, 8 Maret 2022