Wawan Tallawengkaar
Yatim Piatu
Konon, ayahku datang dari mayang enau
Sebelum musim penghujan, berkelana sepanjang kemarau yang gersang
Ibuku adalah mata air yang lahir dari musim tanpa nama
Mengaliri pematang-pematang sawah, menari-nari di lembah
hingga bertemu ayahku di muara
Saling mengikat janji, tertulis di daun-daun bakau
Di ujung malam, suara anjing pantai melolong panjang
Ayahku pulang diantar kabar dari seberang
Ketika mata air tak lagi mengalir
Lahirlah aku sebagai embun kesunyian
Konon, Ibuku berubah menjadi lautan dalam yang menyimpan seluruh tangisku
Demak, 24 Feb 22