A. Warits Rovi
GENERASI KAUM HIBRID
otakku mampu menampung diagram balok
yang garis-garisnya tercipta dari goresan kukumu
nomor-nomor yang telah kutulis di semua tepinya
adalah apa-apa yang kau sebut, walau entah itu salah
sebab kau adalah rumus pertama, sebelum ditemukan angka-angka
dan jelas aku memilihmu bukan atas dasar perhitungan matematika
bagiku hidup ini adalah duduk di sofa gadget
menunggu orang-orang jauh datang membawa segelas susu
saat harapan dan khayalan berupa adukan gula pasir
yang sulit dibedakan; baur di dasar gelas, mengendap dalam ampas
dan hari sesudah ini adalah rumah bagus dan mobil mewah
walau aku hanya lihai menabung bualan, juga konten status
yang cuma seolah-olah, yang dibaca ditertawakan
dibaca dileluconkan, dibaca disulap jadi arca senyap
yang bermukim di dalam dada.
ya, otakku mampu menampung diagram balok
yang pernah kaucipta di bagian akhir buku ulanganmu
karena pagi itu, zaman telah baru, dan aku berusaha mencari rumus lain
dari kelebat bayangmu yang berlindung dalam peluk hening
sambil merapikan banyak mimpi dan kata-kata yang menjelma kusta.
Gapura, 2022