Kiki Sulistyo
Bayangan Kelinci di Tengah Badai
kotak kue itu sudah berapa lama di lantai
payung biru untuk cuaca yang tidak dipakai
rasa manis itu belum juga membuatmu
mengantuk, padahal sirine merunduk dekat
pintu, mengaburkan batas-batas.
jam berapa sekarang. selembar masker
menyembunyikan bentuk waktu. apa tidak
lebih baik membaca buku atau berbaring
saja, tanpa kata-kata.
suara musik dari rumah sebelah menawarkan
mawar dan senapan, juga bayangan kelinci
di tengah badai. tembok-tembok penuh puisi
telah lama berdiri. hari ini seseorang mati.
hari ini seseorang mengulang kembali apa
yang pernah terjadi dalam pikiran orang lain.
siapa yang memberikan kue itu kepadamu
manakala hujan jatuh, ia membasahi semua
yang di luar, hanya yang di luar, sedang kau
di dalam, di dalam sebuah puisi, mengenang
lagi seseorang yang berusaha keluar dari
dirinya sendiri.
(2022)