Ketika Kutinggalkan Rumahku
Sesaat sebelum kutinggalkan rumah ini, ketika bersandar di ambang pintu
masih terasa dingin pisau angin menyusur suam kulit
menguliti hidup yang selalu risau. Batang usia yang tumbuh di kepalaku
telah melampaui pagar. Aku tak perlu lagi menoleh ke dalam rumah,
sebab tak ada lagi yang memanggil aku pulang untuk hidup dan terkunci di dalamnya.
Ketika kusebrangi jalan, terasa waktu melindas nafasku.
Tapi aku tak perlu lagi menoleh ke belakang dan kembali lagi ke rumah
sebab akan kulihat wajah-wajah yang tersayat tangis.
Tak ada yang perlu kusesali,
dan jika ada, puisilah yang akan mengembalikanku pada realitas
2023