Jusiman Dessirua
Malam Takbiran
Pohon-pohon beton, bunga- bunga neon, berkerlip di kejauhan
Empat lelaki dalam kepungan bukit sampah bersulang ciu
Sambil melempar gapleh dan memaki nasib, tak ada baju baru
Jika malam larut dan mereka separuh mabuk, tangis jabang bayi jadi lagu pengantar tidur.
Perempuan dalam gubuk dikelilingi tumpukan kardus
Tidurkan anak-anak segera sebelum ayah pulang dan menghantam dua pukulan
Besok hidangan lebaran tak ada cobek,
tanpa garam, tanpa gula, rampai, atau belimbing masam.
Tidak jauh, seorang pengamen memilih
tidak menyanyi dan berlalu pergi
Hilang dalam daun-daun penuh debu
dan arak-arakan bocah dengan obor di tangan
Malam kali ini terlalu perak dan gemuruh,
oleh kembang api dan toak berseru.
Ribuan lalat yang menempel pada dinding masjid
Mengubah segala yang putih jadi hitam
“Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahil Hamd”
Semakin Ia diseru, semakin orang jadi ragu
Disini, ia dianggap; telah ingkar janji.
TPA Makassar – Gowa , 21 April 2023