Nelayan - Khairuz Zaman NT

@kontributor 6/18/2023
Khairuz Zaman NT 
Nelayan 




Ia bisa saja membunuh waktu, ketika 
laut membangun gelombang sebagai rumah
kegigihan nelayan.

Tetapi tidak!
Kepada nasib anaknya yang murung
dengan doa-doa cekung 
seorang bapak beranjak dari
dalam sujud,
dari hidup yang terkejut.

takdir adalah sepotong malam
sunyi dan hitam

di atas sampan,
di tengah-tengah gelombang
ia lempar pancing dan
mengulur jaring
seperti bulan yang enggan pulang 
sebelum fajar datang

tapi, ia tak pernah tahu,
laut jauh lebih akrab dengan maut
manakala mata angin buta,
mata pancing rabun 
dan tangan-tangan jaring terasa asin
meski tak pernah ada amis ikan.

Ia pun pasrah, 
menyerah 
pulang seusai subuh 
tanpa sampan, 
tanpa membawa senyum ikan.

Ia melihat anaknya di rumah
duduk menunggu
terpaku di pintu
tetapi baru kali ini
seorang anak tak bisa memanggilnya bapak
: ia pulang sebagai arwah

dan waktu membeku
kaku pada tubuh yang membiru.

Annuqayah, 2022

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »