Mengkaji
Kaidah Prosodi
dengan
Ketukan Farahidi
basrah
menyimpan sisa musim dingin
di
tahun keseratus, ketika mualif kecil
dilahirkan,
lalu menyusun cinta
di
antara not dan ketukan.
di
altar suci kakbah
mualif
menyulih bunyi
melagukan
doa yang rentan
meminta
irama kepada tuhan
beri
aku tangga, tuhan, berikan
kepadaku
sejumlah nada bernyawa.
tuhan
sedikit memberatkan kepalanya
setiba
mualif di jalan kecil dusun arudh.
sebuah
pasar para pandai besi menempa usia
menernak
bunyi, berkisar di kepala mualif.
berhenti,
lalu suara jatuh berhamburan.
ia
bersumpah menyusunnya
dalam
sejarah yang panjang.
dalam
sunyi yang kabur, bilah kayu membentur
bejana
dengan teratur: failun, mustaf’ilun, fu’ulun.
lima
not dasar mualif menjelma lima belas bahar
menjadikan
puisi dinyanyikan dari rumah ibadah
sebelum
mendaras kitab suci: kalamun qodimun
atau
memuji sosok nabi dalam bait burdah bushiri
2023