Semisal Tokoh Manusia Menggugat Dewa-Dewa dalam Satu Adegan Mitologi Norwegia - Ilham Rabbani

@kontributor 9/03/2023
Semisal Tokoh Manusia Menggugat Dewa-Dewa dalam Satu Adegan Mitologi Norwegia




1.
Di situlah ia melingkarkan sumpah
terakhirnya—pada kurus pokok pinus—
sebelum menyeberangi jembatan pelangi
dan namanya, tak pernah
kedengaran lagi.

“Bukankah dewa-dewa
juga sama cacatnya
dengan manusia?”

Ia rasakan kulitnya
berdarah seperti getah
tumpah dari pohon-
pohon yang dilukai—
ketika seribu anak panah viscum
lesat dari arah
tembok-tembok tertinggi.

Lalu ia meyakini:
jika bukan cemara,
maka dewa-dewa
telah menyulapnya
dari tunas muda
fraxinus yang mulia.

2.
Ia saksikan burung-burung hantu
biru seperti musim
dingin yang beku—
sayap yang beku,
paruh yang kaku,
dan suara lebih kelu.

Tiada ia temukan
pohon-pohon pinus
setelah adegan tergerus
dibentangkan
para Norn dari langit
dan gugus awan yang rumit.

Sebuah suara ternyaring,
dan tatapan mata
yang tak lengkap,
telah mengirimnya
ke lembah
terdalam semesta:

“Lepaskan Urd,
lepaskan Verdandi:
seorang manusia
telah lupa bahwa mulanya
ia dari apungan cemara,
yang diwarisi napas
dan kata-
kata terbatas.”

Yogya, 2023

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »